Kisah Haru Yatim Piatu Sukses Jadi Sarjana Setelah Mengamalkan Surah al-Waqi’ah dan Sholat Dhuha

Diposting pada
Loading...

Anak gadis yatim piatu itu bernama Nurwahyuni Cole umur 23 tahun dan sukses jadi sarjana dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin dengan jurusan Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora.

Fotonya viral saat dirinya bersimpuh di makam orang tuanya dengan pakaian seragam wisuda.

Seperti dikutip suara.com dari suarasulsel.id, dengan mantap Nurwahyuni mengatakan bahwa kesuksesan yang diraihnya sekarang itu berkat kekuatan shalat Dhuha dan surah al-Waqi’ah yang diamalkan secara istiqomah.

Awalnya dia sempat pesimis akan menyelesaikan pendidikan tinggi, karena saat pertama kali masuk sudah harus membayar SPP sebesar Rp 1.100.000.

Padahal uang yang dimilikinya saat itu hanya Rp 500.000.

Maka terjadilah keajaiban di hari terakhir pembayaran SPP yang tiba-tiba ada orang orang baik membantunya untuk tambahan uang SPP.

Tantangan hidupnya tak cukup sampai disitu, saat menjalani proses perkuliahan Nurwahyuni harus sering-sering berpuasa.

Karena uang makan tidak cukup sementara dirinya harus setiap hari membayar ongkos angkutan umum untuk berangkat ke kampus.

Bahkan kadang dia harus jalan kaki ke kampus jika tidak punya uang sama sekali untuk ongkos angkot.

Untuk biaya kebutuhan hidup dan keperluan kampus dia tak malu untuk mengumpulkan kardus bekas lalu dijual, uangya dipergunakan untuk kebuhan sehari-hari, seperti untuk membeli makan.

Semangat pantang menyerah agar tetap kuliah membuat Nurwahyuni sering bertemu orang-orang baik yang selalu memberi bantuan.

Hingga akhirnya pada tanggal 21 September 2020 Nurwahyuni diwisuda dan dinyatakan lulus, lalu dia segera ziarah ke makam orang tuanya untuk berbagi bahagia karena telah jadi sarjana.

Wanita yang dipanggi Uni itu tinggal di Desa Lempangang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Setelah Lulus SMA Diminta Langsung Menikah
Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar Uni mengaku sudah terbiasa bekerja keras tanpa rasa malu.

Menuru penuturannya, waktu masih kecil, untuk mendapatkan uang dia sering membantu pemilik toko membungkus gula pasir.

Uni ditinggal mati oleh ayahnya ketika dia masih sekolah di kelas 3 SD. Lalu sang ibu meninggal dunia ketika dia kelas 2 SMA.

Sebenarnya keinginan kuliah Uni ditentang oleh keluarganya dan disarankan untuk langsung menikah saja ketika sudah lulu SMA.

Bermodal keyakinan dan tekat yang besar, meski keluar tidak setuju, Uni tetap memutuskan untuk kuliah.

Dan sekarang dia berhasil membuktikan pada keluarganya. (sumber: humairoh)

Loading...