Mahasiswa Politeknik AD Berhasil Temukan Ban Anti Kempes dan Peluru

Diposting pada
Loading...

Politeknik TNI AD memberikan syarat kepada mahasiswa di tingkat akhir yang ingin mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan. Salah satunya menciptakan karya untuk mendukung tugas operasi militer perang.

Seperti yang dilakukan Letnan Dua Farid Hendro Wibowo dan kawan-kawan. Mereka menciptakan ban mobil anti kempes.

Farid mengaku mengadopsi ban tanpa udara yang digunakan pada mobil rantis tentara Amerika.

“Kalau modelnya itu kita ambil contoh dari luar memang, dari ban michelin. Kalau desain, ukuran distribusi daya dan sebagainya itu dari kita sendiri. Istilahnya idenya dari luar tapi kalau bahan dari sini,” katanya di Poltekad Malang, Kamis (3/11).

Sejak 2017, Farid mencari tahu material untuk memproduksi ban tersebut. Dia pun tak segan berkonsultasi bersama para pakar atau praktisi-praktisi di Malang. Hingga akhirnya menemukan tiga komponen penting yakni velg dari baja campuran, jari-jari menggunakan polyurethane, dan bagian tapak menggunakan natural rubber serta serat nylon.

“Kita riset memang dari nol, kita campur beberapa raw material. Kita uji, kalau tidak kuat maka kita teliti lagi. Sampai ketemu komposisi yang pas,” terangnya.

Dia mengatakan, hasil uji coba terakhir, ban anti kempes sanggup menopang beban hingga 3 ton. Juga diklaim anti peluru dengan kaliber 5,56 MM dari jarak 100 M dan bisa digunakan pada kecepatan 20/80 KM perjam. Namun, diakuinya ban anti kempes masih perlu dikembangkan lebih lanjut.

“Kalau sekarang memang belum terlalu nyaman, ini yang kita sedang dan akan dikembangkan di penelitian selanjutnya. Nah ke depan, kami fokuskan soal masalah kenyamanan itu. Khususnya, fokus akan dilakukan agar ban bisa jalan di aspal atau jalan biasa, apalagi dengan kecepatan tinggi kan butuh kenyamanan,” jelasnya.

Kolonel Arm Anang Krisna, Kasubdis Media Online Dispenad menjelaskan, ban anti kempes rencana digunakan di beberapa kendaraan-kendaraan militer. Namun, tak menutup kemungkinan diproduksi secara masal. Mengingat, karya direspon positif oleh masyarakat luas.

“Nanti pada 2022 ini akan kami kembangkan untuk ajukan peningkatan biaya penelitian berikutnya, fokusnya di kenyamanan dan optimasi desainnya. Jadinya, dari evaluasi uji coba terakhir,
Begitu masuk sipil, kan penggunaan mobilnya itu pun bisa di manfaatkan,” tandasnya.

Loading...